Selasa, 01 Juli 2014

Cerita Ramadhan: Waspada Zeintin!

Cerita kali ini terjadi ketika tarawih kedua malam kemarin. Seperti biasanya, setelah berbuka puasa semua umat muslim telah menanti adzan Isya yang merupakan pertanda sebentar lagi shalat Tarawih akan dilaksanakan.
Shalat berjamaah yang hanya dikerjakan ketika berada di bulan suci Ramadhan seperti sekarang ini, bulan yang sangat istimewa. Sungguh tak akan pernah ditemui di bulan-bulan yang lainnya. 
Tentunya kesakralan sangat menjadi nilai utama dalam pelaksanaan setiap ibadah sholat tak terkecuali shalat tarawih ini. Rakaat demi rakaat hingga di akhir shalat witir semua berjalan dengan baik dan tak ada yang merusak kesakrakalan pelaksanaan shalat berjamaah di malam mulia itu.


"Nawaitu shouma ghodin 'an 'adaa i fardhi syahri romadhona hadzihis sanati lillahi ta'ala"
Setelah sang imam membaca doa tersebut, jamaah melengkapinya dengan bersalam-salaman.


Sesaat jamaah laki-laki menuju pintu keluar di sudut depan mushola tiba-tiba seorang jamaah kehilangan zeintinnya. Yah, sandal keren berbahan kulit itu lenyap. Jamaah yang lainnya pun turut membantu sang korban untuk menemukannya. Rupanya pencarian selama beberapa menit tersebut tak membuahkan hasil. Keputusan tersebut menambatkan pada satu kesimpulan, yaitu terpaksa pulang tanpa menggunakan alas kaki dengan bermodal dua buah kaki dan sepuluh jari (baca: ceker ayam)

Saat perjalanan pulang jamaah yang lain bercakap-cakap mengenai hal tersebut. Ternyata salah satu diantara jamaah perempuan yang shalat berjamaah malam itu, mendengar gerak-gerik kaki yang mencurigakan dan kemungkinan suara-suara itulah penyebab hilangnya sepatu berkelas itu. Seolah tak ingin merusak kesakralan pada shalat ketika itu jamaah perempuan ini tak mengubris suara itu dan lebih memfokuskan untuk mengikuti sang iman tiap rakaatnya.
"Itulah besok-besok kalau mau tarawih pakai sandal yang buruk aja, biar tak jadi korban kejahatan pencuri abal-abal" gumam salah seorang jamaah lainnya.

Lagi-lagi kejahatan semacam itu terjadi lagi. Setiap tahunnya pastilah memakan korban dan yang sandal yang menjadi sentral objek tujuan pastilah sandal berkelas. Saya pikir jaman secanggih dan semodern sekarang ini akan mengevaluasi pemikiran mereka. Ternyata tidak.

Logikanya, mungkin sang pencuri membutuhkan persiapan untuk menyambut hari Raya. Hanya saja cara dan niatnya sangat fatal dan sangat merugikan sesamanya. Jika pun sandal tersebut dijual, hanya beberapa rupiah saja yang dia dapatkan. Sayang sungguh sayang, bulan sesuci dan semulia ini ternodai dengan sepasang sandal bermerk zeintin. Astagfirullah..

** Namun, terlepas dari itu pencuri tersebut termasuk baik karena dia mencuri kedua-dua sandalnya. Banyangkan jika yang ia ambil hanya sebelah kanan atau kiri saja. Pemiliknya malah makin galau memikirkan siapa yang berhak menggantikan posisi sandalnya setelah kehilangan pasangannya. Apa mungkin dia harus mencari penggantinya? 
*Hehehe just intermezzo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar