Kamis, 31 Juli 2014

Cerita Kemenangan: Perjalanan 1 (Adrenalin)

Kali ini, tepatnya hari Raya kedua. Saya dan keluarga berencana akan pergi bersilaturahmi bersama keluarga besar Bapak. Seperti kebiasaan yang telah berlangsung dari hari Raya sebelumnya. Hari pertama telah kami selesaikan dengan bersilatimurahmi ke rekan kerja ayah sebagai guru serta sanak-saudara yang berada disana.


Hmmm....

Sebuah gagasan yang luar biasa membiasakan diri dengan the long trip yang lumayan memacu adrenalin. Jalanan bebatuan yang licin dan bonyok bercampur dengan lumpur yang pekat kecoklatan jikalau musim penghujan tiba. Dan jika musim kemarau tiba, jalanab bebatuan berubah menjadi lautan debu yang siap menyerang para pengendara motor, sang jawara.

Sebenarnya ini kali ketiganya, aku dan Lisda berboncengan motor menuju perjalanan ke sana.
Ada yang menggalaukan pikiran dan keteguhan hati kami. Pasalnya, beberapa bulan ini banyak sekali ku dengar kabar mengerikan atas kejahatan yang berjudul penjabretan. Para pengendara dipaksa menyerahkan motor yang sedang mereka kendarai. Bahkan, sampai ada yang meninggal di tempat akibat kejahatan itu. Aku hanya mencoba menenangkan diri dan meyakini bahwa semuanya baik-baik saja. Tetapi...
Tiba-tiba, Lisda menyembulkan beberapa patah kata dari mulutnya..

"Aahh pak, kalau begitu kejadiannya, lebih baik ndak perlu kita pergi ke sana" gumam Lisda.

Bapak pun hanya terdiam, seperti agak kebingungan. Pastilah Bapak mencemaskan kami. Bagaimana tidak Lisda memang termasuk pengendara amatiran yang baru belajar.

Semalaman suntuk kami berpikir keras. Karna semuanya merasa cemas tetapi tidak untuk ibu. Ibu hanya meyakinkan diri mereka bahwa tidak akan terjadi apa-apa. Berbekal keyakinan dan doa itulah senjatanya. Sampai mentari menyinari hari, akhirnya Bapak meluncurkan idenya. Bahwa Bapak akan menghubungi salah satu saudaraku yang berada di sana. Bapak ingin salah satu diantara mereka, ada yang bersedia menjemput kami. Supaya the long trip berakhir dengan sejahtera.

Satu per satu dihubungi, hingga salah satu dari mereka menyetujuinya. Dan hingga pada akhirnya, tepat jam setengah sebelas pagi menjelang siang itu kami memutuskan untuk melakukan perjalanan yang mulia itu. Cemas memang pasti, aku takut semua mata penjabret jahanam itu menyoroti dan mengincar kami. Berdoa, telah dipanjatkan. Bahkan hingga beberapa kali. Tak jua membuat hati ini berdamai dengan kecemasannya.

Oke. Semuanya hilang! Saat perjalanan dimulai. Perjalanan yang luar biasa dahsyatnya membuat semua badan terasa nyeri dan berhasil membuatku menitikan air mata. Belum lagi debu-debu yang berterbangan membuat mata ini keperihan. Karna aku tak mendapatkan bagian helm, sang sopirlah mayoritasnya bukan aku penunpangnya. Hanya mengenakan masker, itu saja. Untungnya pakaian yang aku kenakan rapat sehingga aku tidak merasakan udara yang panas.

Sepanjang perjalanan, mulutku tak ada hentinya berdoa. Memohon perlindungan dari kekejaman tangan sang penjambret itu. Ada sesekali aku tertawa karna ulah Lisda, bahkan memarahinya karna Lisda membawa motor dengan serampangan saja. Bukan karna keinginannnya tapi karna kekurangannya dalam memahami keinginan si motor hitam putihnya itu. Lelah perjalanan, membawaku kembali ke dalam kecemasan yang sangat luar biasa. Jalanan bebatuan yang terjal berlumur debu menghiasi busanaku dan keluargaku.

Aaaaaahhhh.... ternyata bulu mataku terikut berlumur debu. Warnanya coklat, tertutupi hamparan debu diujung mataku. Namun, tak beberapa lama peperangan melawan debu dan bebatuan berakhir. Alhamdulillah, selamat sampai tujuan tak kurang suatu apapun.

Sang penjambret yang entah dimana berada itu tak menghampiri kami. Sungguh perlindungan Allah luar biasa dahsyatnya. Berkat doa yang telah kami panjatkan sebelumnya. Kegiatan bersilaturahmi di desa talang akar itu pun, berakhir dengan indahnya saat aku berhenti menghampiri rumah Mba Santi. Disana aku menemukan potongan lontong, makan yang menjadi andalan ketika lebaran. Dengan diguyur kuah sayur bertuah wortel dan kentang jua dengan ayam kecapnya serta kerupuk ikan khas Palembang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar