Minggu, 27 Juli 2014

Cerita Kemenangan: THR untuk Palestina

THR adalah sebuah momok yang palig di tunggu saat kemenangan hampir tiba.
Apalagi anak-anak kecil yang menginginkan upah puasa mereka selama satu bulan, bukan karna riya atau pamrih bahkan meminta imbalan. Hanya ingin mendapatkan sebuah penghargaan atau hadiah atas perjuangan mereka. Bukan hanya anak-anak, kaum remaja pun tak kalah memeriahkan keinginannya itu.


Kali ini aku dan sahabat satu komplek dekat tempat tinggalku memiliki keinginan untuk memberikan THR kepada negara yang dilanda bencana. Ya, negara itu adalah negara Palestina yang beberapa waktu lalu mengalami kemalangan yang amat menyayat kepiluan hati akibat gencatan senjata oleh negara Israel.

Aku tak mau menulis mengenai kemalangan yang sangat pedih mereka rasakan. Aku dan sahabat yang lainnya menginginkan kita sebagai umat muslim sesama saudara kita harus saling merasakan kepedihan mereka. Setidaknya haruslah ada langkah yang harus kita lakukan selain dalam indahnya balutan doa pada Sang Khalik.

Aku dan sahabat yang lainnya bersepakat untuk menggalang dana guna membantu saudara yang berada di sana yang sedang berperang demi menegakkan agama yang mereka imani, yaitu agama Islam. Agama yang paling sempurna yang mampu menghadirkan kedamaian dan keselarasan jika semua aturannya ditegakkan.

Kali ini mba melda lah yang mencanangkan kegiatan ini. Aku dan saudara kembar sangat antusias mendapatkan informasi itu. Setelah selesai shalat zuhur kami berkumpul untuk membicarakan hal tersebut.

Berbincangan kali ini dibuka oleh mba dessy yang mulai merencanakan ingin turun ke jalan untukengumpulkan beberapa rupiah dari keluarga yang berlalu lalang.

Namun, aku dan saudara kembarku sedikit meragukan hal itu. Sebab memang suasana dan kondisi di daerah kami tidak memadai untuk melakukannya.

"Bagaimana kalau kita datang ke sekolah-sekolah terdekat saja, mba" usulku.

Mereka mulai berpikir dan memutar arah pikiran mereka. Usulku membuat berdebatan kala itu. Banyak hal yang harus ditanggapi dan dikhawatirkan akan rencana itu. Hingga pada akhirnya, perdebatan reli yang panjang itu berhenti pada sebuah kesepakatan ingin menjemput dana ke sekolah-sekolah.

Sekiranya semua berjalan dengan mudah dan baik saja. Tetapi tak harapan tak semudah itu dapat tercapai. Haruslah mendapatkan izin dari bapak kepala dinas yang mengharuskan kami mengusulkan sebuah proposal. Membuatnya dari awal hingga akhir bersama mba melda.

Akhirnya saat pengataran proposal kami hanya mendapat penjelasan yang mengharuskan saya dan yang lainnya harus melakukan satu langkah dan satu langkah dan seterusnya.

Endingnya, kami harus puas dengan penggalangan dana yang kamu sebarkan melalui broadcast message di handphone smartphone kami. Sedikit merasa tertampar ketika aku menyadari bahwa tak ada yang meresponnya, satu pun. Hingga pada akhirnya kami hanya memperoleh beberapa rupiah saja dari kegiatan mulia itu.

Biarlah.. biar..
Walau hanya beberapa rupiah sahaja, kami selipkan harapan rupiah ini pengganti THR mereka yang kini sedang merasakan indahnya syuhada :')


Biar Allah, memberikan THR bukan hanya sekedar rupiah namun ialah manisnya pahala yang bisq membawa ke Syurga..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar