Senin, 07 Juli 2014

Cerita Ramadhan: Dibully..

Hmmm judul cerita kali ini sedikit mengerikan yah? Hehehe yah anggaplah seperti itu. Karna memang aku "sedikit" merasakan hal itu.


Seperti kebanyakan perempuan sesusiaku, ada satu kali datang surat cuti dari Allah untuk tidak melaksanakan ibadah puasa. Seperti yang saya alami saat ini. Suka tidak suka ya aku harus menerimanya.

Walau begitu aku tetap ikut makan sahur malam itu, aku ikut mengambil nasi lengkap dengan lauknya. Hanya saja aku tak membaca niatnya. Hal ini aku lakukan agar aku tak lapar dan tak perlu makan pagi. Layaknya orang berpuasa, setelah santap sahur aku kembali bercengkrama dengan kasur dan bantal. Yah, aku kembali tidur hehehe

Hingga akhirnya, aku terbangun kira-kira pukul 07.30.. Amboi, ini yang tak puasa malah tidur sedangkan ibu telah sibuk dengan pekerjaan rumahnya.

Rupanya adik bungsuku, mengetahui kecutianku kali itu. Iya mulai menyindirku dengan beberapa patah kata. Ketika ia berhasil memergokiku saat aku memakan keripik.
  
"Eehh mbak lisma tak puasa?" Sindirnya.

"Mbak lagi dapat cuti dek" jawabku dengan tampang sedikit malu.

"Loh kok tadi mbak ikut sahur?" Tanyanya lagi.

"Ahhh.. biar tak lapar" jawabku selanjutnya.

Sore saat memasak santapan berbuka pem-bully-an itu mulai berlangsung. Pertama aku diminta mencicipi kuah dari makanan bernama tekwan (Makanan khas dari Palembang). Kalau menurut indera pengecapku rasanya sedikit hambar seperti kekurangan garam.

Yang selanjutnya aku diminta oleh adik bungsuku untuk mencicipi es jeruknya. Dia ingin mengetahui apakah es jeruk yang dibuatnya manis atau tidak. Lebih parahnya lagi aku diminta mencicipi beberapa kali.

"Kurang manis dek" sambutku seketika meneguk es jeruk itu.

Lalu, ia menambahkan gula ke dalam gelas berisi es jeruk itu. Selanjutnya, ia meminta aku untuk mencobanya kembali. Dan mencobanya kembali, hingga aku menjawab

"Hmmm yaaa..." jawabku sambil merasakan es jeruk tersebut.

Padahal rasa manis kali pertama aku mencoba merasakannya sama persis dengan kali selanjutnya. Hanya saja aku heran, sebenarnya adikku memahami atau tidak makna kata kurang manis yang aku lontarkan kepadanya. Sehingga rasa es jeruk itu tetap pada rasa manis yang sama. Hmmm... aku kasian padanya yang sudah berulang-ulang kali mencoba dan pada akhirnya ku biarkan saja, es jeruknya dengan rasa yang sama.

Perkara selanjutnya ketika kembaranku memintaku untuk mencicipi jagung yang masih dalam kondisi mentah. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa jagung tersebut adalah jagung yang manis. Berhasil, pilihan jagung Lisda kali ini tepat. Jagungnya sangat manis.

Jagung tersebut sebenarnya hendak diolah menjadi lauk makan, perkedel jagung. Dan makanan pembuka fresh corn, makanan yang terdiri dari jagung, keju, dan susu yang dicampurkan dalam sebuah wadah yang akan menghasilkan rasa manis dan gurih karena perpaduan ketiganya.

Lagi-lagi aku disuruh mencicipi dan dibully lagi. Kali ini aku mencicipi perkedel jagung. Alhamdulillah, kali ini makanannya enak. Setidaknya ini bukan jagung mentah lagi.

Pem-bully-an selanjutnya adalah ketika aku diminta mencicipi timun untuk tambahan ketika menyantap tekwan tadi. Rasanya, aku tak ingin melakukannya. Karena aku mulai merasa mual dengan semua makanan yang telah aku santap tadi. Lagi pula aku belum ada sama sekali makan nasi siang ini. Terpaksa aku mencicipi timun tersebut, dan alhamdulillah rasanya tidak pahit.

Sebenarnya Lisda kasian melihatku petang ini sudah berkali-kali aku mencoba mencicipi semuanya. Tetapi untung saja penyakit maagku tak kambuh mungkin saja ia mengerti kalau tuannya saat ini sedang dibully. Terima kasih lambung, hari ini kau mau mengerti aku..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar