Senin, 27 Juli 2015

Si Pencari dan Si Penanti

Malam Narasi OWOP
Mencarimu.
Mencarimu, ya, aku akan mencarimu.
Sejauh manakah?
Berapa lamakah?
Mencarimu, ya, aku tentu mencarimu.
Tanpa kau minta.
Tanpa ada yang memaksa.
Mencarimu, ya, aku akan menemukanmu.


==========
Menantimu.
Menantimu, ya, aku akan menantimu.
Berapa lamapun itu.
Dimanapun itu.
Menantimu, ya, aku tentu menantimu.
Tanpa diminta.
Tanpa dipaksa.
Menantimu, ya, aku akan segera bertemu denganmu.

============

Hanya mencari dan menanti.
Namun tanpa membuka hati, tanpa menatap logika?
Bagai merobohkan lalu meneguhkan.

=========
Begitu denganmu; si pencari.
Tembok terus kau tantang.
Bata-bata tersusun satu per satu kau robohkan.
Tanpa kau membuka hati.
Tanpa kau membuka pintu harapan.
Tanpa kau perhitungkan logikanya.
Tahukah kau, seandainya si penanti berusaha melupakan bata-bata pelindungnya hanya untuk menemuimu?

========
Begitu juga denganmu; si penanti.
Bata-bata kau tinggikan.
Kau susun bagai pelindung.
Kau buang pengharapan.
Kau tutupi dirimu sendiri.
Menutup kemungkinan si pencari menemukan.
Menutup keyakinan, bahwa ada si pencari yang tengah berjuang menemukan.

=========
Duhai si pencari dan si penanti?
Mengapa tak kau rendahkan bangunan itu?
Tembok-tembok itu, tembok yang sangat gagah menutupi relung hatimu?
Tembok-tembok yang meninggikan egomu, kenapa?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar