Jumat, 14 Agustus 2015

Ayo Bergerak!

"Selamat Datang di Kampus Madani: Universitas Islam Riau"

Taraaaaa! Sekarang, tulisanku ikut migrasi. Sebelumnya tulisanku didedikasikan untuk rumahku. Sekarang berpindah ke negeri perantauanku. Alhamdhulillaah, sekali lagi rasa syukur itu tak akan henti terucap. Aku dan saudara kembarku sudah berganti status lagi. Jadi, anak perantauan. Tapi, sudahlah! Ini bukan cerita diperjalan lagi, yaaaaaa.. Ini tentang euforia mata kuliah baru disemester ini. Mata kuliah milik Lisda, tepatnya. Kenapa Lisda? ya, karena Lisda yang sangat menyambutnya penih "euforia".


Tepat, jumat malam, ketika clubista ramai-ramainya. Alih-alih sibuk dengan tugas not angkanya, mulai Lisda bergerak (lagi). Ini bukan gerakan sewajarnya.

"Mot, coba lihat aku dulu!" Lisda memaksaku. Ia ingin sekali aku 'meladeninya'.

"Bentar dulu. Aku lagi nyimak clubista digrup". Aku menolak.

"Eh, lihatlah sebentar!" Lisda masih bergerak, terus bergerak.

"Iyaaa, bentar lagi......."

"Eh, sok sibuk! Daritadi aku berkicau tak juga ditanggap," sudah dapat kode, Lisda akan kecewa.

"Iya. Kenapa dot?" aku melirik ke arahnya.

"Lihat ini!!!!" dia bergerak lagi. Sekarang giliran di atas kasur.

Aku dan Lisda saling bertatap-tatapan. Lalu, tertawa lepas (sebentar). Lisda memang bergerak lagi. Bergerak apa? Menari. Yaa, dia bergerak; menari. Badannya yang lumayan sedikit (atau hampir) tidak gempal itu, mulai melatih dirinya. Maklum, tadi sore, ia dan temannya mendapatkan mata kuliah tari saman. Lisda keluar dari zona nyaman. Empat semester sudah terlalui hanya musik dan setia dengan not angka. Dan sekarang? Ia benar-benar keluar. Mata kuliah pilihan yang harus diambil memaksanya untuk menjatuhkan pilihan.

"Dari tadi sore nari? Ndak istirahat dulu?" aku bertanya. Selagi kebingungan ingin menanggapi gerak-gerik Lisda atau sharing digrup online.

Sementara, Lisda.. Ia masih menari. Sekarang sambil berlagu. Begitulah tari saman. Siapa yang tak kenal dia? Memang butuh konsentrasi penuh. Aku tertawa kecil bersama Lisda. Dulu ketika SMA, aku juga pernah menari tarian itu. Hanya saja tak terlalu rumit seperti mata kuliah Lisda. Dengan semangat full-nya, ia tetap mencoba di atas kasur. Tak peduli rasa letihnya latiham tadi sore.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar