"Selamat Datang di Kampus Madani:
Universitas Islam Riau"
Taraaaaa! Sekarang, tulisanku ikut
migrasi. Sebelumnya tulisanku didedikasikan untuk rumahku. Sekarang berpindah
ke negeri perantauanku. Alhamdhulillaah,
sekali lagi rasa syukur itu tak akan henti terucap. Aku dan saudara kembarku
sudah berganti status lagi. Jadi, anak perantauan. Tapi, sudahlah! Ini bukan
cerita diperjalan lagi, yaaaaaa.. Ini tentang euforia mata kuliah baru
disemester ini. Mata kuliah milik Lisda, tepatnya. Kenapa Lisda? ya, karena
Lisda yang sangat menyambutnya penih "euforia".
Tepat, jumat malam, ketika clubista
ramai-ramainya. Alih-alih sibuk dengan tugas not angkanya, mulai Lisda bergerak
(lagi). Ini bukan gerakan sewajarnya.
"Mot, coba lihat aku
dulu!" Lisda memaksaku. Ia ingin sekali aku 'meladeninya'.
"Bentar dulu. Aku lagi nyimak
clubista digrup". Aku menolak.
"Eh, lihatlah sebentar!"
Lisda masih bergerak, terus bergerak.
"Iyaaa, bentar
lagi......."
"Eh, sok sibuk! Daritadi aku berkicau tak
juga ditanggap," sudah dapat kode, Lisda akan kecewa.
"Iya. Kenapa dot?" aku
melirik ke arahnya.
"Lihat ini!!!!" dia
bergerak lagi. Sekarang giliran di atas kasur.
Aku dan Lisda saling
bertatap-tatapan. Lalu, tertawa lepas (sebentar). Lisda memang bergerak lagi.
Bergerak apa? Menari. Yaa, dia bergerak; menari. Badannya yang lumayan sedikit (atau
hampir) tidak gempal itu, mulai melatih dirinya. Maklum, tadi sore, ia
dan temannya mendapatkan mata kuliah tari saman. Lisda keluar dari zona nyaman.
Empat semester sudah terlalui hanya musik dan setia dengan not angka. Dan
sekarang? Ia benar-benar keluar. Mata kuliah pilihan yang harus diambil
memaksanya untuk menjatuhkan pilihan.
"Dari tadi sore nari? Ndak istirahat dulu?" aku bertanya.
Selagi kebingungan ingin menanggapi gerak-gerik Lisda atau sharing digrup online.
Sementara, Lisda.. Ia masih menari.
Sekarang sambil berlagu. Begitulah tari saman. Siapa yang tak kenal dia? Memang
butuh konsentrasi penuh. Aku tertawa kecil bersama Lisda. Dulu ketika SMA, aku
juga pernah menari tarian itu. Hanya saja tak terlalu rumit seperti mata kuliah
Lisda. Dengan semangat full-nya,
ia tetap mencoba di atas kasur. Tak peduli rasa letihnya latiham tadi sore.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar