Assalamu’alaikum
sahabat, salam sejahtera bagi kita semua ^^
Selamat pagi... Selamat
hari senin yaaaa.
Pagi ini, saya mau share tips memasak. Keluar dari zona
nyaman, ya? Jawabnya, iya. Hehe. Postingan lalu tips yang saya muat adalah
tentang menulis, nah sekarang malah tips memasak (?) Berhubung tadi pagi saya
dan Lisda menyempatkan diri untuk memasak.
Kali ini masakan yang
mau diolah adalah masakan seafood.
Panggil saja cumi-cumi. Terpaksa dengan -kekurangtahuan- kami
mencoba/mencari/mengulik olahan cum-cumi dimesin pencari. Alhasil, diketemukan
resep cumi-cumi pedas manis. Temuan yang mengejutkan adalah tips dalam
memasaknya. Mungkin kami berdua termasuk orang yang awam dengan makanan berbau seafood karena kapasitas memasak makanan
seperti itu bisa dikatakan sangat jarang. Kalaupun mengkomsumsinya itu karena
jajan di luar.
Selama ini, olahan
cumi-cumi yang sering dikomsumsi nampak alot. Tau kenapa? Nah dipostingan ini
saya ingin memberikan penjelasan yang baru saja saya dapat dari mesin pencari
berkenaan dengan hal itu.
Apa sih yang
menyebabkan tekstur daging cumi-cumi alot?
Sebelumnya, ada yang
perlu diperhatikan pada saat ingin membelinya. Pilihlah cumi-cumi yang masih
segar. Cumi-cumi layu yang tidak mengkilap biasanya hampir busuk. Hindarilah
membelinya. Tanda dari cumi-cumi yang segar adalah dagingnya terasa kenyal,
berwarna keungu-unguan bertitik-titik jika cumi-cumi berukuran kecil. Jika
cumi-cumi berukuran besar atau sekitarr 20cm, pilihlah cumi-cumi yang berwarna
putih degan sedikit titik-titik hitam.
Fyi nih, seringkan ada
yang mengeluarkan statement: Loh, tadi perasaan banyak deh cumi-cuminya sebelum
dimasak? Ini setelah diolah kok malah sedikit? Hayo kenapa? Mengapa cumi-cumi
seolah-olah menciut ketika sudah diolah? Hal ini dikarenakan jumlah kandungan
air pada cumi-cumi berkurang karena proses memasak. Jadi, kesannya setelah
memasak, cumi-cumi menjadi lebih sedikit.
Selanjutnya, yakni cara
membersihkan cumi-cumi. Semuanya pasti sudah tahu bahkan sangat cekatan
membersihkannya, bukan? Baiklah, bagian ini diskip saja.
Permasalahan daging
‘alot’ diawali dari sini, yakni pada cara mengolahnya. Cumi-cumi merupakan
bahan makanan laut yang memiliki kandungan protein yang sangat banyak, nah
protein tersebut akan cepat padat ketika dimasak. Itulah yang menyebabkan
daging alot atau keras. Cara mengatasinya, masaklah cumi-cumi dalam waktu yang
sangat sebentar kurang lebih sekitar 3 menit.
Jika terlanjur dimasak
lebih dari kisaran waktu yang tadi, sebaiknya cumi-cumi terus dimasak sampai 30
menit agar empuk lagi. Setelah itu, secepat mungkin masukkan cumi-cumi ke dalam
air dingin. Agar mencegah berlangsungnya proses memasak atau pemadatan protein.
Nah, jika cumi-cumi
ingin dimasak sup, sebaiknya cumi-cumi dimasak terpisah dari bahan-bahan
lainnya. Rendamlah cumi-cumi dalam bumbu setelah dibersihkan dan masukkan ke
dalam freezer. Bila ingin dimasukkan
ke dalam air yang mendidih, cukup rebus cumi-cumi selama 1 menit saja.
Jadi, cumi-cumi bisa
diolah dengan varian apa saja. Yang terpenting adalah proses memasaknya. Anda
tak maukan cumi-cumi yangg Anda masak malah ‘alot’??? Untuk kandungan gizi cumi-cumi
yang lengkap cek dimesin pencari google yaaa J
Selamat mencoba! ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar