Selasa, 01 September 2015

Cumi-cumi 'alot' (?)

Assalamu’alaikum sahabat, salam sejahtera bagi kita semua ^^
Selamat pagi... Selamat hari senin yaaaa.

Pagi ini, saya mau share tips memasak. Keluar dari zona nyaman, ya? Jawabnya, iya. Hehe. Postingan lalu tips yang saya muat adalah tentang menulis, nah sekarang malah tips memasak (?) Berhubung tadi pagi saya dan Lisda menyempatkan diri untuk memasak.

Kali ini masakan yang mau diolah adalah masakan seafood. Panggil saja cumi-cumi. Terpaksa dengan -kekurangtahuan- kami mencoba/mencari/mengulik olahan cum-cumi dimesin pencari. Alhasil, diketemukan resep cumi-cumi pedas manis. Temuan yang mengejutkan adalah tips dalam memasaknya. Mungkin kami berdua termasuk orang yang awam dengan makanan berbau seafood karena kapasitas memasak makanan seperti itu bisa dikatakan sangat jarang. Kalaupun mengkomsumsinya itu karena jajan di luar.


Selama ini, olahan cumi-cumi yang sering dikomsumsi nampak alot. Tau kenapa? Nah dipostingan ini saya ingin memberikan penjelasan yang baru saja saya dapat dari mesin pencari berkenaan dengan hal itu.

Apa sih yang menyebabkan tekstur daging cumi-cumi alot?

Sebelumnya, ada yang perlu diperhatikan pada saat ingin membelinya. Pilihlah cumi-cumi yang masih segar. Cumi-cumi layu yang tidak mengkilap biasanya hampir busuk. Hindarilah membelinya. Tanda dari cumi-cumi yang segar adalah dagingnya terasa kenyal, berwarna keungu-unguan bertitik-titik jika cumi-cumi berukuran kecil. Jika cumi-cumi berukuran besar atau sekitarr 20cm, pilihlah cumi-cumi yang berwarna putih degan sedikit titik-titik hitam.

Fyi nih, seringkan ada yang mengeluarkan statement: Loh, tadi perasaan banyak deh cumi-cuminya sebelum dimasak? Ini setelah diolah kok malah sedikit? Hayo kenapa? Mengapa cumi-cumi seolah-olah menciut ketika sudah diolah? Hal ini dikarenakan jumlah kandungan air pada cumi-cumi berkurang karena proses memasak. Jadi, kesannya setelah memasak, cumi-cumi menjadi lebih sedikit.

Selanjutnya, yakni cara membersihkan cumi-cumi. Semuanya pasti sudah tahu bahkan sangat cekatan membersihkannya, bukan? Baiklah, bagian ini diskip saja.

Permasalahan daging ‘alot’ diawali dari sini, yakni pada cara mengolahnya. Cumi-cumi merupakan bahan makanan laut yang memiliki kandungan protein yang sangat banyak, nah protein tersebut akan cepat padat ketika dimasak. Itulah yang menyebabkan daging alot atau keras. Cara mengatasinya, masaklah cumi-cumi dalam waktu yang sangat sebentar kurang lebih sekitar 3 menit.

Jika terlanjur dimasak lebih dari kisaran waktu yang tadi, sebaiknya cumi-cumi terus dimasak sampai 30 menit agar empuk lagi. Setelah itu, secepat mungkin masukkan cumi-cumi ke dalam air dingin. Agar mencegah berlangsungnya proses memasak atau pemadatan protein.

Nah, jika cumi-cumi ingin dimasak sup, sebaiknya cumi-cumi dimasak terpisah dari bahan-bahan lainnya. Rendamlah cumi-cumi dalam bumbu setelah dibersihkan dan masukkan ke dalam freezer. Bila ingin dimasukkan ke dalam air yang mendidih, cukup rebus cumi-cumi selama 1 menit saja.

Jadi, cumi-cumi bisa diolah dengan varian apa saja. Yang terpenting adalah proses memasaknya. Anda tak maukan cumi-cumi yangg Anda masak malah ‘alot’??? Untuk kandungan gizi cumi-cumi yang lengkap cek dimesin pencari google yaaa J

Selamat mencoba! ^^


Tidak ada komentar:

Posting Komentar