Sabtu, 15 Februari 2014

Indonesia Kembali Berduka

Indonesia kembali berduka..
Sebuah bencana menghantam ibu pertiwi, lagi, bahkan untuk sekian kali. Negeri kembali berduka. Tangisan. Jerit ketakutan saudara kita menyayat-nyayat batin semua para penjuru negeri. Belum kering rasanya bagaimana sakitnya amarah "sang Sinabung". Belum hilang rasanya dari ingatan kita bagaimana saudara-saudara kita yang ketika ingin beristirahat menutup matanya  yang terasa amat  menyiksa karena situasi yang mencekam. Anak-anak menjerit-jerit. Ketakutan.

Namun sekarang.. Sakit itu kembali lagi. Tepatnya pada hari Kamis 14 Februari 2014 pukul 22.50 WIB. Kelud meletus, mengeluarkan semua isi yang ada di dalamnya. Lahar panas bak air bah meluap-luap di lerengnya. Petir menyambar-nyambar. Pemandangan itu makin diperburuk dengan abu vulkanik yang tersebar  menghantui setiap perumahan saudara kita yang berada di sana bahkan di luar kota.

Indonesia kembali berduka..
Sedih rasanya melihat negeriku disebut "Negeri Siaga Bencana". Semuanya datang silih berganti. Banjir. Letusan Gunung. Tiba-tiba menghantam. Semua porak-poranda. Mana Indonesia yang katanya didongengkan negeri yang masyur? Kini yang ku lihat hanya bangunan-bangunan mewah mencakar langit yang dijadikan tempat persembunyian para tikus-tikus negeri. Hutan-hutan kehilangan sahabatnya. Karna pohon dan rumput pun tak mau bersemi lagi. Sementara, dilain sisi ku lihat saudara-saudaraku mati kelaparan, mehanan lapar dengan isak tangis. Mereka tak dapat berbuat apa-apa. Mereka mengunci mulut mereka. Mereka sadar apapun yang mereka akan suarakan tak akan pernah didengar. Sekarang saudara-saudaraku yang lainnya, berduka dalam bencana.

Apa yang terjadi pada tanahku?
Haruskah bocah-bocah yang tak berdosa menjadi tumbal para tikus negeri? Haruskah saudara-saudaraku yang harus melunasi dosa mereka? 

Indonesia kembali berduka..
Lalu, kemanakah lagi kita harus berlari? Berlari mencari ketenangan hati? Lalu, kemanakah lagi kita harus berpijak? Jikalau alam tak mau lagi bersahabat? Haruskah kita terus meratapi kesedihan ini?
Hanya kepada-Nya kita kembali. Mungkin kita harus banyak bebenah. Berjuang. Berjuang. Dan harus berjuang memerangi diri. Diri yang selalu merasa hebat serta bangga akan sebuah kefanaan ini. Buka mata dan hati kita, ini semua bukan hukuman melainkan hanya sebuah cambuk kecil. Agar kita selalu mengingat kebesaran-Nya. Berusahalah membuat-Nya bahagia. Berusahalah melihat-Nya walau hanya senyuman kecil. 

Duhai pemimpin negeri yang memiliki kerendahan hati. 
Tengoklah rakyatmu terisak sedih beriring pedih. Benahi negeri ini. Perangi para tikus negeri. Hentikan pembangunan yang tak berarti. Bersahabatlah dengan alam. Cintai kekuasaan Sang Khalik. Berusaha. Berusaha. Dan berusahalah agar Dia tetap tersenyum.

Indonesia kembali berduka..
Percaya Dia punya rencana yang indah. Semoga kesakitan beriring kesabaran akan di balas Allah dengan sebuah kebahagiaan. Doa kami untuk kalian saudaraku di Kediri atau dimana pun kalian berada. Tetap cintai negeri kita, rawat, dan jagalah agar Allah selalu melakukan hal yang sama kepada kita.

Terakhir.. Sebuah tembang "Berita cuaca" berisikan harapan semoga Allah menjawab semua doa-doa saudara-saudaraku .. 
"Ku ingin bukitku hijau kembali
semak rumpun pun tak sabar menanti
Doa kan ku ucapkan hari demi hari
dan kapankah hati ini lapang diri? 
Lestari alamku lestari desaku
Dimana Tuhanku menitipkan aku
Kami kan bernyanyi di purnama nanti 
Nyanyikan bait pada mu negeri 
Damai saudaraku suburlah bumiku
Ku ingat ibuku dongengkan cerita
Kisah tentang Jaya Nusantara lama
Tentram karta raharja disan"...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar